Rabu, 15 April 2020

Dampak Wabah Corona, Harga Mobil Bekas Turun ?

Wabah Virus Corona tentunya memberikan sebuah pukulan berat bagi masyarakat Indonesia. Ditengah badai Covid-19 yang sedang berlangsung terjadi, tentunya masyarakat menginginkan keadaan normal kembali. Namun apa daya keadaan makin hari semakin memprihatinkan, namun beberapa pasien yang positif terkena wabah covid-19 sudah banyak yang sembuh.

Upaya pemerintah juga semakin gencar menanggulangi wabah covid-19, beberapa daerah sudah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dengan kesadaran masyarakat akan dampak penularan covid-19 tentu banyak yang mengurangi aktifitas di luar rumah. Apalagi dijaringan medsos sudah banyak tagar #stayathome, #dirumahsaja.

Tentu hal ini berimbas kepada lambatnya perputaran ekonomi di berbagai sektor usaha. Kali ini penulis membahas mengenai penjualan mobil bekas, dimana sejak Maret – April 2020 terjadi penurunan penjualan. Yah, wajar saja karena masyarakat lebih mementingkan kebutuhan pokok dibandingkan kebutuhan yang lain.

Tentunya penurunan harga mobil bekas dipicu reaksi masyarakat dengan adanya wabah virus corona (covid-19). Dimana masyarakat tentunya risau, apalagi ditambah banyak perusahaan yang mengalami penurunan omset penjualan. Yang paling rentan malahan sektor pariwisata dimana bisa dikatakan penurunan 90 persen lebih.

Seperti contoh usaha rental mobil Medan, tentunya ada yang akan melakukan peremajaan mobil. Saat ini tentunya pebisnis rental mobil di Medan akan melakukan perhitungan matang, sebab sejak dimulai wabah corona konsumen langsung turun drastis. Tentunya pebisnis akan berpikir ulang untuk menjual mobil yang sedang dioperasikan saat ini. Sebab jika mereka menjual tentu harga akan turun beberapa persen, sebab peminat sedang tidak ada karena calon konsumen lebih mementingkan kepentingan yang lain daripada membeli mobil.

Kemudian jika pebisnis penyewaan mobil melakukan peremajaan armada rental mereka. Tentunya modal akan bertambah atau terjadi penyusutan jumlah armada. Sementara persentase penurunan omset rental mobil sangat tinggi.

Jadi faktor utama menurunnya harga mobil bekas adalah berkurangnya minat masyarakat yang membeli mobil bekas saat ini. Terutama di Maret-April 2020, namun mari kita sama-sama meminta kepada Yang Maha Kuasa agar wabah virus corona (covid-19) berakhir dengan cepat. Agar perekenomian kembali normal dan harga mobil bekas akan bisa naik kembali dan memberikan keuntungan yang lumayan.

Senin, 16 Maret 2020

Krisis Listrik, Laba Hotel di Medan Tergerus

17 Oktober 2013 - Pemadaman listrik yang makin sering terjadi di Sumatra Utara menyebabkan tergerunya laba hotel di Medan hingga 15 persen sebulan terakhir. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Sumut Layari Sinukaban mengatakan seringnya pemadaman listrik di Sumatra Utara mengakibatkan banyak kerugian yang diderita oleh pengusaha hotel. Tidak hanya kerugian materil, tetapi juga kerugian imateril harus ditanggung pengelola hotel.

" Dalam jangka pendek pendapatan anjlok 15 persen. Untuk jangka panjang akan semakin besar karena perlu tamnbahan biaya promosi yang cukup mahal untuk mendatangkan tamu, terutama dari luar negeri," ujarnya kepada Bisnis, Rabu 16 Oktober 2013.

Pendapatan tersebut menurun terutama diakibatkan oleh kerugian jangka pendek yang diderita perhotelan. Untuk mengatasi byar-pet, pengusaha hotel haru menyediakan genset yang menggunakan bahan bakar solor nonsubsidi seharga Rp 9.000 perliter.

Rata-rata pemadaman di Sumatra Utara terjadi hingga tiga kali sehari dan diperkirakan menambah biaya bahan bakar minyak (BBM) yang cukup besar. Pemadaman listrik juga berakibat pada kerusakan peralatan hotel dan restoran terutama bagi peralatan sensitif listrik.

PHRI mencatat setidaknya peralatan seperti pendingin udara (AC), kulkas, komputer, lift, hingga lampu, mengalami kerusakan di setiap hotel. Hal itu membuat biaya perbaikan dan pengadaan kembali peralatan tersebut membengkak.

Layari menambahkan dalam jangka panjang, pemadaman listrik yang kian sering dapat membuat kerugian secara moral. Pasalnya, informasi terjadinya krisis listrik di Sumut telah menyebar hingga ke luar negeri.

Dampak beruntun dari pemadaman listrik itu, sambungnya, akan terasa dalam jangka yang cukup panjang. Akibatnya tingkat hunian hotel di Sumatra Utara semakin menurun karena listrik merupakan salah satu kebutuhan terpenting bagi konsumen hotel yang didominasi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Debi Nelson, GM Madani Hotel Medan, mengaku kecewa dengan adanya pemadaman listrik di Medan. Kerugian terbesar bagi pengusaha jasa adalah ketidaksenangan pelanggan yang menginap di hotel akibat sering pemadaman listrik.

Manajemen Madani Hotel, sejauh ini menyediakan genset untuk menunjang operasional. Namun, pengadaan genset dan biaya untuk mengoperasionalkan genset juga terhitung cukup besar.

BBM untuk mengoperasikan genset, sambungnya, biasanya cukup membeli 2 bulan sekali. Saat intensitas pemadaman semakin sering, dia harus membeli BBM hingga tiga kali sebulan.

Dedi harus merogoh kocek hingg Rp 45 juta untuk membeli bahan bakar solar setiap bulan. Adapun genset yang dioperasikan manajemen hotel Madani sebanyak dua unit dengan harga Rp 1,7 miliar.

Cindy Lailany, Public Relations Officer Hotel Aston  Medan , mengakui pemadaman listrik memang sudah mulai berkurang pada pekan terakhir dibandingkan sebelumnya. "Kami menyediakan genset sebanyak tiga unit, masing-masing kapasitas sebesar 1,250 kVA. Perubahan biaya operasional sejak pemadaman tidak begitu signifikan dan hanya disesuaikan dengan biaya solar yang diperlukan," katanya.

Sumber Media Cetak : Bisnis INdonesia, 17 Oktober 2013.